TOBOALI, ERANEWS.CO.ID- Sejumlah warga pesisir Laut Bagger Payak Ubi, Sukadamai, Toboali, Bangka Selatan, menggelar aksi protes pada Sabtu (11/1/2025). Mereka meminta kepada PT Timah untuk menghentikan aktivitas Ponton Isap Produksi (PIP) yang masih beroperasi di bibir pantai.
Dimana sekitar 50 warga hadir dalam aksi ini, menuntut PT Timah bersikap tegas terkait keberadaan ponton-ponton yang masih beroperasi meskipun sebelumnya telah diminta untuk menjauh dan menghentikan aktivitas tambang.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sejumlah ponton yang berbendera warna kuning dengan tulisan nomor 4 di sudut pinggir dan di tengah-tengah seperti logo salah satu partai masih beroperasi.
Selain ponton berbendera kuning, ada juga ponton berbendera hitam dan berbendera putih dengan tulisan angka 7, serta ponton-ponton lainnya yang masih beroperasi. bahkan beberapa di antaranya tidak memiliki Surat Perintah Kerja (SPK).
Warga menilai PT Timah tidak konsisten dalam menegakkan aturan.
“Jadi kami meminta PT Timah bertindak tegas untuk menghentikan semua tambang PIP di bibir pantai. Jangan diam saja melihat pelanggaran ini terus terjadi,” pinta Ketua RT 07/RW 04 Bagger Payak Ubi, Jabbal, yang mewakili warga setempat pada Sabtu (11/1/2024).
Menurutnya, PT Timah sebelumnya telah melakukan penertiban bersama tim gabungan yang melibatkan Polairud Polres Basel, Kodim 0432/Basel, Divisi Pengamanan PT Timah, dan Danpos AL Toboali.
Namun, hingga kini masih banyak ponton yang masih bertahan dan tetap membandel untuk bekerja, meskipun sudah ada perintah untuk menghentikan dan menjauh dari wilayah tersebut.
Diketahui ponton-ponton yang masih membandel tersebut diduga merupakan binaan mitra PT Timah,
“Kami mendesak PT Timah menepati komitmennya untuk menghentikan seluruh aktivitas tambang ilegal dan menata ulang wilayah ini demi kepentingan bersama,” pungkasnya.
Hingga berita ini dipublish, pihak PT Timah masih dalam upaya konfirmasi. Masyarakat berharap tuntutan mereka segera ditanggapi agar kondisi di wilayah Laut Bagger kembali tertib dan terkendali. (EraNews/Lew)