BANGKA, ERANEWS.CO.ID – Bahasa Indonesia memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota karena bahasa ini menjadi alat utama dalam seluruh proses perencanaan dan komunikasi di bidang tersebut. PWK bukan sekadar soal teknis menggambar peta atau mengolah data, melainkan juga tentang menyampaikan visi masa depan, berkomunikasi, dan bernegosiasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, penguasaan Bahasa Indonesia yang baik sangat penting agar ide dan rencana dapat tersampaikan dengan jelas dan diterima oleh semua pihak terkait.
Dalam praktiknya, seorang perencana wilayah dan kota harus mampu menyusun laporan analisis yang sistematis, membuat presentasi yang persuasif, serta menulis proposal proyek yang meyakinkan. Keterbatasan dalam berbahasa Indonesia dapat menghambat kontribusi seorang perencana, meskipun ia memiliki pengetahuan teknis yang mumpuni. Selain itu, dokumen resmi perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) disusun dalam Bahasa Indonesia, sehingga kejelasan bahasa sangat krusial untuk menghindari salah tafsir yang berpotensi menimbulkan konflik.
Jurusan PWK pun menempatkan kemampuan berbahasa Indonesia sebagai bagian penting dalam kurikulumnya, melatih mahasiswa untuk menulis laporan, membuat presentasi, dan berdiskusi secara efektif. Bahasa Indonesia juga menjadi sarana untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan menjelaskan konsep perencanaan yang mungkin asing bagi mereka, sehingga komunikasi yang santun dan mudah dipahami sangat diperlukan.
Secara lebih luas, Bahasa Indonesia juga berperan strategis dalam pembangunan infrastruktur dan tata ruang di Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam penamaan fasilitas umum dan infrastruktur menunjukkan fungsi bahasa sebagai media komunikasi sekaligus identitas nasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Aria Jayaantea Pamalayu