TOBOALI, ERANEWS.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menyambut baik kunjungan Koordinator Penyelamatan Ikan Khusus Asia Tenggara dari Singapura, Dr. Nata Niel, bersama Tim Peneliti Ikan Endemik dari Universitas Erlangga Surabaya dan Universitas Bangka Belitung yang tergabung dalam Organisasi Shoal Asap.
Kunjungan yang turut dihadiri oleh Yayasan Ikan Endemik Babel ini berlangsung pada Rabu (23/4/2025).
Fokus utama kedatangan tim peneliti adalah menyelamatkan, melestarikan, dan melindungi habitat Ikan Tempala Mirah ( Betta burdigala ).
Spesies endemik yang hanya ditemukan di Bangka Selatan dan telah terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) daerah ini menjadi perhatian utama organisasi yang berfokus pada konservasi spesies air tawar terancam punah tersebut.
Kunjungan tim peneliti diterima oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika, mewakili Bupati, beserta staf dari Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, serta Dinas Komunikasi dan Informatika.
Diskusi mengenai langkah-langkah strategis perlindungan dan pelestarian Betta burdigala yang merupakan endemik Kabupaten Bangka Selatan ini berlangsung di Ruang Kerja Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
Risvandika menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan dan kerjasama dalam melindungi serta membudidayakan ikan endemik Bangka Selatan.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap kolaborasi yang baik ini dapat berlanjut. Semoga pengetahuan dari tim peneliti dapat membantu kami menjaga dan melindungi habitat Ikan Tempala Mirah (Betta burdigala), serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi spesies ini,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan tersebut juga berharap hasil kunjungan ini memberikan edukasi bermanfaat bagi pemerintah daerah agar dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian habitat ikan endemik.
Ketua Tim Peneliti Ikan Endemik dari Universitas Erlangga Surabaya, Veril Ahmad, menyampaikan harapannya agar Kabupaten Bangka Selatan dapat memiliki suaka ikan legal untuk melindungi dan membudidayakan Betta burdigala.
“Kami berharap ada langkah konkret untuk mengupayakan lokasi yang dapat dijadikan suaka ikan. Ini akan sangat membantu dalam usaha perlindungan spesies Ikan Tempala Mirah (Betta burdigala) yang berasal dari Bangka Selatan ini,” ungkap Veril.
Sebagai bagian dari kegiatan, tim peneliti menyerahkan 300 ekor benih Betta burdigala untuk disebarkan ke habitat alami mereka di Kabupaten Bangka Selatan. Penyebaran benih ini diharapkan dapat memperkuat populasi ikan tersebut.
Koordinator Penyelamatan Ikan Khusus Asia Tenggara, Dr. Nata Niel, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat yang diterimanya. Beliau berharap sinergi dan kerjasama antar pihak terkait terus berlanjut dan memberikan hasil positif bagi keberlanjutan konservasi ikan endemik ini.
“Saya sangat berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus berlanjut demi keberlangsungan hidup Ikan Tempala Mirah (Betta burdigala). Kami yakin, dengan kerjasama yang baik, konservasi ini juga dapat menarik perhatian pariwisata internasional, karena keberadaan ikan endemik sangat menarik perhatian,” tutupnya.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan penebaran benih Betta burdigala ke habitatnya di rawa Desa Bikang dan Desa Serdang.
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian spesies ikan yang unik dan langka ini, serta diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengembangan ekowisata berbasis konservasi alam di Kabupaten Bangka Selatan. (EraNews/Lew)