BANGKA, ERANEWS.CO.ID – Pilkada ulang Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Agustus 2025 menjadi salah satu peristiwa penting dalam catatan demokrasi lokal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bukan sekadar pengulangan teknis dari proses sebelumnya, melainkan menjadi ajang refleksi arah kepemimpinan dan arah politik daerah ke depan.
Dalam konteks ini, PDI Perjuangan tampil sebagai partai dengan rekam jejak yang tidak bisa diabaikan. Sejak era pemilihan kepala daerah secara langsung, partai ini telah berulang kali menempatkan kader terbaiknya sebagai pemimpin di Bangka maupun Pangkalpinang. Tak hanya itu, peran PDIP dalam lembaga legislatif juga turut membentuk arah kebijakan daerah yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Dominasi ini bukan hadir secara instan. PDI Perjuangan membangun pengaruhnya melalui kerja struktural yang sistematis, konsistensi ideologi, dan kedekatan dengan denyut kehidupan rakyat. Tak heran, pada Pemilu 2024, PDIP kembali memperoleh suara terbanyak secara nasional, mempertegas eksistensinya sebagai partai utama dalam panggung politik Indonesia—termasuk di Bangka Belitung.
Menjelang Pilkada ulang ini, sorotan tertuju pada siapa yang akan diusung PDIP. Baik petahana maupun pendatang baru, keputusan partai akan berangkat dari proses panjang yang mempertimbangkan elektabilitas, integritas, dan kesiapan dalam menjawab tantangan daerah ke depan. DPP PDI Perjuangan dikenal sangat selektif dan disiplin dalam proses penjaringan calon kepala daerah, sebagai bagian dari komitmen menjaga kualitas kepemimpinan.
Salah satu kekuatan khas PDIP yang patut dicermati adalah kedisiplinan internal kader. Sikap tegak lurus terhadap keputusan partai membuat mesin politik PDIP selalu bergerak seragam, efisien, dan terorganisir dengan baik. Di saat partai lain kerap tersendat oleh tarik-menarik kepentingan internal, PDIP justru memperkuat barisan melalui loyalitas yang terbangun dari bawah.
Dalam peta Pilkada ulang ini, posisi PDIP tetap menjadi salah satu yang paling diperhitungkan. Struktur partai yang menyentuh hingga ke tingkat desa, modal elektoral dari pemilu sebelumnya, dan kedekatan historis dengan pemilih di wilayah ini menjadi keunggulan strategis yang tak bisa diabaikan. Meski dinamika politik lokal selalu menyimpan variabel tak terduga, namun konsistensi dan pengalaman PDIP memberi mereka pijakan yang kuat di tengah ketidakpastian.
Pilkada 2025 bukan hanya tentang siapa yang terpilih, tetapi juga tentang bagaimana kesinambungan kepemimpinan bisa dijaga. Dan dalam narasi panjang politik Bangka dan Pangkalpinang, PDIP telah menjadi bagian dari bab-bab penting dalam membangun arah pembangunan daerah.
Panggung demokrasi telah terbuka kembali. Yang tersisa adalah bagaimana publik menilai rekam jejak, konsistensi, dan arah masa depan yang ditawarkan oleh kekuatan-kekuatan politik yang bertarung.
Penulis: Aboul A’la Almaududi, SH – Ketua DPD Garis Babel














Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.