Menakar Dua Calon Incumbent : Mulkan dan Maulan Aklil dalam Bingkai Pilkada Ulang di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang

BANGKA, ERANEWS.CO.ID – Pemilihan Kepala Daerah ulang untuk Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dijadwalkan akan digelar pada Agustus 2025 mendatang. Dua nama incumbent yang kembali menjadi sorotan publik adalah Mulkan (Kabupaten Bangka) dan Maulan Aklil atau Molen (Kota Pangkalpinang).

Menariknya, dalam Pilkada sebelumnya, keduanya mengalami kekalahan melawan kolom kosong, meskipun diusung oleh hampir seluruh partai politik besar. Fenomena ini banyak ditafsirkan sebagai bentuk “protes politik” masyarakat atas minimnya pilihan politik dan dominasi kekuasaan tanpa kompetisi yang sehat.

Namun tak bisa dipungkiri, baik Mulkan maupun Molen memiliki rekam jejak kepemimpinan dengan beragam dinamika. Oleh karena itu, penting untuk menelaah ulang kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai bahan refleksi menjelang Pilkada ulang.

Mulkan – Calon Incumbent Kabupaten Bangka

Kelebihan:

Berpengalaman: Selama masa jabatannya, Mulkan menunjukkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan tantangan daerah.

Jaringan luas: Ia memiliki hubungan baik dengan tokoh masyarakat, pelaku usaha, dan elemen birokrasi, yang menjadi modal penting dalam pembangunan.

Program berkelanjutan: Beberapa program peningkatan kesejahteraan masyarakat telah dirancang dan dijalankan secara konsisten.

Penanganan pandemi: Penanggulangan COVID-19 di wilayahnya berjalan relatif efektif dengan kebijakan yang responsif.

Pembangunan tetap berjalan: Meski dalam masa krisis, Mulkan tetap mampu menjalankan proyek-proyek seperti penerangan jalan dan infrastruktur dasar lainnya.

Perlindungan tenaga kerja: Hingga akhir masa jabatan (27 September 2023), tidak ada pemotongan honorarium bagi tenaga kontrak maupun TPP ASN.

Kekurangan:

Pembangunan belum merata: Peningkatan infrastruktur dan layanan publik dinilai sebagian masyarakat masih belum maksimal.

Kurangnya inovasi: Beberapa pihak menilai kebijakan yang diambil kurang inovatif dan belum mampu menjawab tantangan daerah secara progresif.

RPJMD tidak optimal: Masa pandemi selama dua tahun menyebabkan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tidak berjalan penuh. Dari lima tahun masa jabatan, hanya sekitar tiga tahun efektif untuk implementasi program.

Maulan Aklil (Molen) – Calon Incumbent Kota Pangkalpinang

Kelebihan:

Kepemimpinan dinamis: Molen dikenal sebagai pemimpin yang cepat tanggap dan mampu mengambil keputusan strategis dalam situasi sulit.

Fokus pada infrastruktur: Kemajuan signifikan dalam pembangunan jalan, jembatan, fasilitas ibadah, dan ruang publik menjadi salah satu pencapaiannya.

Komunikatif: Ia memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan aktif, menjadikannya dekat dengan masyarakat dan mampu menyerap aspirasi secara langsung.

Kekurangan:

Kebijakan kontroversial: Beberapa langkah dan kebijakan selama masa jabatannya menuai kritik dan memunculkan polemik di tengah masyarakat.

Sektor pendidikan kurang tersorot: Perhatian terhadap peningkatan kualitas pendidikan dianggap masih kurang optimal dan perlu ditingkatkan ke depan.

Dalam konteks Pilkada ulang ini, masyarakat kembali dihadapkan pada dua sosok yang telah berpengalaman memimpin, namun juga menyimpan catatan kritis dalam pelaksanaan tugasnya. Penilaian objektif terhadap rekam jejak, visi, dan kapabilitas mereka menjadi krusial dalam menentukan pilihan terbaik bagi masa depan daerah.

Pertanyaan besar pun mulai bergema: Akankah PDI Perjuangan kembali mengusung Mulkan dan Molen di Pilkada mendatang?

Hingga saat ini, belum ada kepastian. Namun yang jelas, sejumlah nama baru mulai bermunculan sebagai bakal calon kepala daerah. Mereka pun tak bisa dianggap enteng, karena memiliki pengalaman panjang baik di dunia birokrasi maupun politik lokal.

Pilkada ulang ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Bukan sekadar memilih berdasarkan popularitas atau nama besar, tetapi berdasarkan integritas, kinerja, dan kemampuan membawa perubahan nyata.

Mulkan dan Molen tampaknya telah bersiap diri untuk kembali bertarung di kancah politik lokal. Namun pertanyaan yang masih menggantung adalah: Mampukah mereka merebut kembali “Golden Ticket” untuk Pilkada 2025?

Ataukah mereka justru akan menjadi bagian dari sejarah politik 2024 yang tak berlanjut?

Oleh: Aboul A’la Almaududi, SH
Ketua PD Inaker Bangka Belitung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.