BANGKA, ERANEWS.CO.ID – Jalin sinergitas dan soliditas, Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Kabupaten Bangka didampingi Sekretaris DPD HNSI Kepulauan Bangka Belitung, Elly Agustina Rebuin gelar audiensi dengan PT. Timah Tbk, Selasa (12/11/2024). Diskusi yang dilakukan di Kantor PT. Timah Tbk tersebut membahas beberapa agenda kerja salah satunya tentang pola kemitraan kedua belah pihak.
Ditemui usai melakukan audiensi, Ketua DPC HNSI Bangka, Lukman S.Pd menuturkan bahwa tujuan pihaknya mendatangi kantor PT. Timah Tbk dengan tujuan untuk lebih mempererat hubungan sinergitas yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Melalui Humas PT. Timah dirinya diminta untuk membuat beberapa program kerja yang berdampak langsung kepada masyarakat dan lingkungan.
“Sebenarnya banyak hal yang kami sampaikan, salah satunya tentang aktivitas pertambangan yang ada di laut. Kita ketahui bersama bahwa dampak ekologi dari pertambangan di laut harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Dengan adanya pertemuan tersebut, pihak HNSI sangat berharap sinergi tas yang selama ini telah berjalan tetap bisa dipertahankan. Lukman pun juga inginkan pertambangan yang dilakukan oleh PT. Timah ataupun melalui mitranya dapat berdampak positif bagi masyarakat, khususnya nelayan dan warga pesisir.
Ditambahkan Lukman, keberadaan PT. Timah hingga sejauh ini telah banyak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Hal itu, terlihat dari penyaluran CSR yang pro dengan pemerintah dan masyarakat.
“Bagi para nelayan, janganlah membenci pertambangan. Karena tidak bisa dipungkiri,hingga saat ini sektor pertambangan masih menjadi jantungnya perekonomian di Bangka Belitung. Tadi juga ada pesan dari PT. Timah jika HNSI harus tetap terus bersinergi untuk kepentingan pada nelayan dan masyarakat pesisir,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD HNSI Babel, Elly Agustina Rebuin menganggap PT. Timah memberikan respon yang sangat positif atas apa saja yang disampaikan oleh pihak HNSI.
“Saat ini banyak tokoh-tokoh dan masyarakat yang memberikan ke kita. Di sini kita tidak bicara kubu-kubuan, akan tetapi HNSI harus berbuat yang terbaik buat nelayan dan masyarakat pesisir. Tadi sangat jelas bahwa program-program yang disampaikan oleh pengurus HNSI Bangka sudah diterima dan akan di follow up segera,” terangnya.
Dengan tegas Elly Rebuin katakan jika pihaknya tidak anti dengan adanya pertambangan laut, namun dirinya menolak dengan aktivitas tambang ilegal.
“Di sini kami menyatakan perang dengan tambang ilegal. Selama ada tembang ilegal yang menyangkut dengan kawasan tangkap nelayan, kita wajib bersuara,” imbuhnya.
Kembali ia utarakan bahwa pihak PT. Timah akan melibatkan HNSI dalam seluruh kegiatan-kegiatan yang bersinggungan dengan kepentingan nelayan.
“Ketika kita bersuara dengan aktivitas tambang yang ada dilaut, juga harus mempertimbangkan dengan kebijakan-kebijakan yang ada di lapangan dan kearifan lokal yang ada. Mau tidak mau, perekonomian di Bangka Belitung ini masih dikuasai oleh sektor pertambangan timah,” jelasnya.
“Dengan adanya masalah 300 T ini, kita berharap kedepannya masalah lingkungan dan nelayan menjadi prioritas utama oleh pemerintah saat ini, ataupun kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah,” tutup Elly Rebuin.