(Penulis ; Amalia Azmi : 18/05/22)
ERANEWS.COM — Bangka Belitung merupakan daerah yang dikenal dengan penghasil timah terbesar di Indonesia. Sebagian masyarakat Bangka Belitung berprofesi sebagai pencari timah untuk menghidupi kehidupan sehari-hari.
Hampir seluruh bagian daratan Bangka Belitung dihiasi dengan bolongan-bolongan hasil dari pencarian timah. Bolongan-bolongan tersebut biasa disebut dengan ‘kolong’. Inilah yang menjadi masalah baru bagi Bangka Belitung.
Dengan adanya timah membuat masyarakat terus menerus mencari timah sehingga timbul pertanyaan apakah dengan adanya timah bisa menjadi kekayaan atau malah menjadi kemiskinan bagi Bangka Belitung.
Dilihat dengan timah yang harganya naik dan terkadang turun tidak membuat masyarakat berhenti dalam mencari timah. Terlebih jika harga timah sedang naik,masyarakat berbondong-bondong mencari timah hingga melakukan tambang timah ilegal.
Pertambangan timah ilegal banyak sekali terjadi baik itu di daratan maupun di lautan. Proses mencari timah yang besar-besaran membuat lingkungan menjadi rusak.
Pencarian timah di daratan dilakukan dengan menebang pohon-pohon yang mana akan terjadi kerusakan pada hutan dan lingkungan.
Pertambangan timah ilegal yang ada di lautan membuat ekosistem yang ada di laut menjadi tercemar dan berdampak pada kurangnya sumber daya ikan yang ada di Bangka Belitung sehingga membuat masyarakat yang berprofesi menjadi nelayan kehilangan mata pencahariannya.
Penggalian lahan untuk pencari timah yang terus menerus dilakukan,membuat masyarakat Bangka Belitung akan kebingungan untuk mencari lahan lagi dalam mencari timah. Karena lahan-lahan yang sudah ada sudah menjadi ‘kolong’ sehingga masyarakat tidak mempunyai sumber mata pencaharian.
Hal ini akan menambah tingkat kemiskinan di Bangka Belitung. Kemiskinan bisa terjadi karena kekurangan atau kehilangan sumber daya alam,seperti hal nya di Bangka Belitung.
Dengan kerusakan lingkungan yang semakin parah membuat masyarakat tidak bisa mencari sumber penghidupan yang berujung menjadi pengangguran. Sebenarnya,di Bangka Belitung sumber penghasilan tidak hanya berupa dari timah saja tetapi dari sawit,lada,dan lain sebagainya.
Berdasarkan sumber dari Badan Pusat Statistik(BPS),Bangka Belitung menjadi daerah kemiskinan yang tertinggi pada tingkat nasional. Pada Maret 2021 sebanyak 29,84 ribu masyarakat miskin.
Berita terbaru bahwa penduduk miskin di Bangka Belitung semakin berkurang pada bulan Maret 2021 sebanyak 29,84 ribu berkurang menjadi 27,28 ribu pada september 2021.
Namun dalam hal ini tentunya lagi dan lagi peran pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi permasalahan yang ada di Bangka Belitung.
Upaya yang perlu dilakukan pemerintah yaitu dengan melakukan sosialisasi mengenai keuntungan-keuntungan dari hasil sawit,lada,dan lain yang bisa membuat masyarakat sedikit teralihkan untuk tidak melakukan penggalian lahan untuk mencari timah.
Hal ini dilakukan agar kehidupan masyarakat Bangka Belitung bisa lebih makmur dan tingkat kemiskinan bisa semakin menurun. Selain melakukan sosialisasi,perlu dilakukan reklamasi terhadap bekas galian pasca tambang timah supaya lahan yang sudah dilakukan reklamasi dapat digunakan masyarakat untuk melakukan penanaman.
Memang pencarian timah tidak bisa hilang dari Bangka Belitung,tetapi memang perlu untuk membatasi pencarian timah karena banyak sekali dampak yang akan diberikan terhadap lingkungan.
Sebagai masyarakat Bangka Belitung sudah sepatutnya kita memahami dampak-dampak yang ada pada tambang timah.
Untuk itu perlu kita lakukan bersama-sama membantu pemerintah untuk melakukan penggerakan berupa reklamasi lahan pasca tambang timah agar nantinya lahan yang sudah di reklamasi dapat digunakan untuk perkebunan dan sejenisnya yang tidak merusak lingkungan yang akan membawa masyarakat makmur dan menuju kejayaan bukan terperangkap pada kemiskinan.
(Amalia Azmi, Mahasiswa Sosiologi)