TOBOALI, ERANEWS.CO.ID – Angka kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencapai titik mengkhawatirkan. Hingga September 2025, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DKPPKB) Basel mencatat total 83 penderita HIV.
Kepala DKPPKB Basel, dr. Agus Pranawa, mengungkapkan data rinci yang menunjukkan tantangan besar dalam penanganan kasus ini.
”Dari total 83 orang ini, sebanyak 54 orang masuk dalam daftar masa pengobatan. Sayangnya, 14 orang telah meninggal dunia, dan sekitar 15 orang gagal terpantau atau lost follow up dari kami,” jelas dr. Agus di kantornya, Kamis (30/10/2025).
Dr. Agus Pranawa menyoroti kenaikan kasus HIV yang dinilai semakin masif. Berdasarkan data DKPPKB, faktor utama penyebab peningkatan kasus ini didominasi oleh perilaku seksual sesama jenis (LSL).
”Perilaku seks menyimpang seperti LSL saat ini menjadi faktor utama yang memicu kenaikan kasus HIV. Selain itu, ada juga faktor lain, yakni hubungan seksual dengan orang-orang yang rentan atau telah terinfeksi HIV,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan bahwa sebagian besar penderita HIV berada pada usia produktif, yakni 18 tahun ke atas. Meski demikian, tercatat juga beberapa kasus pada anak-anak, yang kemungkinan besar didapat melalui transmisi dari ibu ke anak.
Dengan kondisi ini, dr. Agus memprediksi bahwa angka HIV di Basel berpotensi terus meningkat, mengingat perilaku seksual menyimpang masih marak di masyarakat. Ia bahkan menyebutkan bahwa Bangka Selatan termasuk daerah dengan angka HIV tertinggi di Bangka Belitung.
Untuk menekan laju penyebaran, DKPPKB Basel memperkuat strategi pencegahan melalui sosialisasi dan edukasi yang masif, menyasar mulai dari lingkungan sekolah hingga tempat umum.
Langkah-langkah yang dilakukan DKPPKB Basel:
Skrining Aktif: Seluruh Puskesmas di Basel diwajibkan aktif melakukan skrining dan penyuluhan di berbagai lokasi, termasuk tempat lokalisasi, sebanyak dua hingga tiga kali dalam setahun.
Kolaborasi Lintas Sektor: DKPPKB berkolaborasi dengan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Duta Genre, serta akan mengajak Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata untuk lebih berperan aktif dalam sosialisasi bahaya HIV.
Fokus Edukasi: Sosialisasi difokuskan pada pencegahan melalui perilaku seksual yang sehat dan menghindari penyimpangan seksual.
”Kami terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi tentang bahaya HIV. Sosialisasi difokuskan pada pencegahan melalui perilaku sehat dan menghindari penyimpangan seksual,” pungkas dr. Agus. (EraNews/Lew)














Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.