BANGKA, ERANEWS.CO.ID — Forum Komunikasi Rukun Tetangga (FKRT) Kabupaten Bangka menggandeng Tedy’s Shorgum dalam memperkenalkan tanaman shorgum kepada masyarakat Desa Karya Makmur bertempat di Warkop QJ, Jumat (03/09/21).
Diketahui, Shorgum tersebut merupakan alternatif tanamam pangan varian baru karena dinilai sangat menguntungkan.
Ketua FKRT Kabupaten Bangka, Broto Djulianto mengatakan bahwa langkah ini dilakukan sebagai upaya dalam memperdayakan ekonomi masyarakat serta mendukung program pemerintah menuju ketahanan pangan.
“Kita berharap tanaman Shorgum ini bisa menjadi kebun edukasi sehingga menjadi salah satu inspirasi dalam bercocok tanam bagi masyarakat khususnya petani di Desa Karya Makmur,” harapnya.
Ia mengungkapkan bahwa tanaman shorgum ini sangat cocok ditanam di Desa Karya Makmur sebagai tanaman alternatif pengganti beras.
“Saya berniat dan berkomitmen untuk mengajak masyarakat dalam memperkenalkan tanaman shorgum ini ,” ucap dia.
“Shorgum ini pada program pemerintah adalah ketahanan pangan. Pohonnya seperti jagung dan jika ditanam sekali bisa panen empat kali, kemudian umurnya pendek hanya 99 hari sampai 105 hari. Jadi sorgum ini sangat potensi untuk pengganti pangan,” sambungnya.
Sementara itu, Arif Budiman salah satu pengunjung Cafe Warkop QJ ketika ditemui sangat menikmati masakan yang berasal dari olahan Shorgum yang disediakan oleh pemilik warkop yakni bubur Shorgum.
“Saya sangat menikmati bubur Shorgum karena sangat bagus untuk bahan pengganti beras. Apalagi kita usianya sudah tua, banyak sekali penyakitnya. cocok sekali dengan bahan olahan Shorgum ini,” tutur dia.
Pemilik Warkop QJ, Mega di kesempatan ini sangat mengapresiasi kegiatan FKRT . “Mudah-mudahan bubur Shorgum ini bisa terkenal dikalangan masyarakat Karya Makmur serta lebih dikenalkan lagi dimasyarakat luas lainnya,” harap Mega.
Tedy’s salah satu penggerak tanaman Shorgum di provinsi Bangka Belitung ini menambahkan bahwa turunan Shorgum ini bisa menjadi beras, tepung dan makanan lainnya.
“Manfaatnya banyak dan salah satunya adalah untuk menurunkan gula darah,” ungkapnya sambil memperlihatkan contoh biji dan beras Shorgum.
Ia menyebutkan bahwa hasil dari 1 hektare Shorgum bisa menghasilkan 4 hingga 10 ton dalam waktu 105 hari.
Oleh karena itu kata dia tanaman ini sangat menguntungkan bagi petani karena buah dan pohonya tersebut bisa dijual.
Selain itu katanya untuk perawatan Shorgum sangat gampang, tidak perlu banyak air dan bisa tumbuh di lahan non-produktif.
“Shorgum ini tidak memerlukan air banyak seperti sawah. Lahan-lahan non- produktif yang kering bias tumbuh dan Shorgum hanya perlu air 14 hari pertama sampai dia tumbuh hingga keluar akar, setahun kemudian tidak dapat air tidak apa-apa,” katanya.
(eranews/eq)