Oleh : Deswita Aprilia Mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung
ERANEWS.CO.ID — Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidikan berasal dari kata didik atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan sangat penting bagi para remaja agar dapat menyaring informasi-informasi yang tidak sesuai bagi mereka. Apalagi dengan arus informasi, yang diakselerasi dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat.
Proses internalisasi melalui berbagai sumber informasi yang diperoleh remaja, dapat mempengaruhi pola pikir dan dapat terwujud dalam bentuk tingkah laku maupun perbuatan. Urgensi pendidikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas diri para remaja.
Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah yang dimana memiliki angka putus sekolah yang cukup tinggi. Tidak mengherankan lagi jika sebagian anak memilih tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan akses dan infrastruktur yang sulit dijangkau hingga permasalahan ekonomi yang tidak memadai.
Sepertiga dari perekonomian lokal daerah Bangka Belitung berasal dari Timah. Disisi lain, besarnya kontribusi ekonomi timah,berbanding terbalik dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang menempati posisi terendah se-Indonesia, yakni 15,23 persen. Selain berkontribusi terhadap perekonomian, disisi lain, timah juga telah membawa perubahan pada pola pikir generasi muda di Bangka Belitung.
Bak lingkaran setan, warga Babel terus bergantungan pada sektor timah dengan bekerja sebagai penambang timah inkonvensional.
Di perkampungan-perkampungan yang tergulung pertambangan timah, situasinya semakin mengancam masa depan para remaja. Salah satu penyebab tingginya angka putus sekolah di Bangka Belitung adalah sektor timah, yang seakan lebih menjanjikan masa depan sekalipun berumur pendek. Para remaja di Bangka Belitung sudah terlena dan terbuai oleh pertambangan timah. Itu sebabnya yang membuat para remaja menjadi drop-out.
Data Badan Pusat Statistik mengatakan bahwa angka putus sekolah di Provinsi Bangka Belitung melebihi level angka putus sekolah nasional, bahkan menjadi provinsi dengan angka putus sekolah tertinggi untuk jenjang SMA/sederajat di indonesia pada tahun 2022.
Dengan adanya hal demikian, solusi untuk mengatasi rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di Bangka Belitung yaitu, melakukan diskusi mendalam terkait akar permasalahan yang menghalangi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, merangkul para remaja agar memiliki keinginan untuk menempuh perguruan tinggi lalu menjelaskan kepada mereka bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa mendatang, dan memberikan pencerahan terhadap mereka karena pertambangan timah belum tentu memberikan atau menjamin masa depan mereka, tidak hanya itu saja masih banyak pekerjaan yang lebih layak di luar saja apabila mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
(*)