Oleh : Ratu Balgis Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung
ERANEWS.CO.ID — Akses pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Namun, masih banyak masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran seperti Bangka Belitung, yang dimana mengalami keterbatasan terhadap akses pendidikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa Bangka Belitung terletak di Provinsi Kepulauan yang dimana masih banyak sekali desa-desa atau daerah pinggiran yang sulit untuk dijangkau.
Pada wilayah ini umumnya banyak ditempati oleh masyarakat nelayan atau petani yang hidup dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas. Akses pendidikan ini tentunya mnejadi salah satu hal yang cukup sulit bagi mereka, karena dengan adanya kendala yang mereka hadapi seperti kurangnya infrastruktur pendidikan di daerah pinggiran, baik itu di pulau Bangka maupun belitung, Pulau-pulau kecil ini tentunya seringkali menjadi sorotan bahwa tidak memiliki sekolah yang cukup memadai atau hanya sebatas pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) saja.
Hal ini tentunya membuat anak-anak yang ada di daerah tersebut kesulitan dalam mengakses pendidikan yang lebih tinggi seperti melanjutkan ke SMA (Sekolah Menengah Atas) atau Peruguran Tinggi Negeri.
Maka mereka akan berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan pendidikan yang layak meskipun dengan cara menyebrangi pulau, melewati jalan yang rusak atau bahkan menggunakan transportasi kendaraan sepeda motor yang berjarak sekitar 30 menit.
Jarak yang jauh antara pulau ini juga menjadi penghambat atau kendala bagi mereka yang ingin melanjutkan sekolah, karena tentunya dari biaya transportasi mereka juga menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau.
Keterbatasan fasilitas pendukung pendidikan bagi masyarakat pinggiran ini seringkali tidak memiliki akses internet atau listrik yang stabil dan tentunya hal ini menjadi faktor penghambat dalam mengakses sumber belajar yang dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan mereka, pada era ini tentunya teknologi internet juga merupakan salah satu jalan alternatif untuk mengakses pendidikan yang lebih luas, serta kurangnya fasilitas seperti perpustakaan atau sumber belajar fisik yang dapat mempengaruhi perkembangan pemahaman para siswa.
Selain itu, keterbatasan sarana dan prasana pendukung juga berpengaruh terhadap pendidikan, karena ada beberapa sekolah di daerah pinggiran ini yang hanya mempunyai satu atau dua guru yang mengajar dengan beberapa tingkatan kelas dalam satu ruangan. Kurangnya guru yang berkualifikasi ini dan program pelatihan yang memadai juga menjadi masalah yang perlu diatasi bersama karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa.
Pentingnya untuk mengatasi permasalahan pada akses pendidikan bagi masyarakat pinggiran ini sangatlah besar, yang mana pemerintah juga harus berperan aktif dalam mengingkatkan infrastruktur pendidikan pada daerah tersebut. Pembangunan sekolah yang lebih dekat dengan masyarakat dan peningkatan kualitas fasilitas pendukung seperti internet dan listrik.
Selain itu program beasiswa dan bantuan keuangan untuk anak-anak yang berprestasi dari keluarga yang kurang mampu perlu di implementasikan lagi dan harus merata, Program ini perlu ditingkatkan dan diarahkan kepada masyarakat dalam pinggiran yang kurang mampu secara finansial.
Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan dapat berperan dalam mendukung program seperti ini. Pemberian bantuan juga harus diiringi dengan program pengawasan dan evaluasi untuk memastikan dana tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya.
karena dengan adanya bantuan tersebut anak-anak dari masyarakat pinggiran ini memiliki kesempatan yang sama dan lebih besar dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau sesuai keinginan dan impian mereka.
Serta pemerintah perlu mengarahkan program pelatihan guru yang lebih intensif di daerah pinggiran dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat setempat dapat meningkatkan kualitas guru di daerah pinggiran. Selain itu, kebijakan pengembangan kurikulum yang memperhatikan karakteristik masyarakat pinggiran dan kebutuhan lokal juga perlu diperhatikan.
(*)