Ketimpangan Akses Pendidikan Masyarakat Pinggiran

Oleh : Volita Lusianti || 5022111017 || Mahasiswi Universitas Bangka Belitung ||
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik || Jurusan Sosiologi


ERANEWS.CO.ID — Pendidikan merupakan suatu usaha dasar yang dapat digunakan dalam membentuk karakteristik masyarakat terutama dalam membentuk potensi yang ada di dalam peserta didik seperti keterampilan, akhlak, etika, keagamaan, pengetahuan umum, kecerdasan, kepribadian, serta ilmu hidup.

Dalam menempuh sebuah pendidikan tentunya terdapat tantangannya masing-masing terutama oleh masyarakat pinggiran yang terdapat di Bangka Belitung, masyarakat pinggiran merupakan masyarakat yang berada pada posisi terendah yakni mengalami masalah kemiskinan, kurang diperhatikan, kurang dihargai, serta terbelakang dan belum sejahtera.

Faktor-faktor yang muncul ini tentunya sangat berpengaruh bagi masyarakat pinggiran agar
dapat menempuh sebuah pendidikan yang layak untuk didapatkan. Bagaimana peranan penting dari pemerintah dan lingkungan sekitar agar dapat lebih memperhatikan masyarakat pinggiran merupakan poin utama dalam permasalahan yang muncul ini.

Permasalahan ekonomi menjadi sebuah masalah yang merambat semua akses yang ada karena dengan adanya ekonomi yang baik maka dianggap dapat memperoleh pendidikan yang layak.

Sementara pendidikan dianggap menjadi tiang utama dalam membantu anak bangsa dapat
memperoleh pekerjaan yang lebih baik, yang dimana pekerjaan ini menjadi hal utama dalam meraih perekonomian masyarakat pinggiran dapat berkembang.

Oleh karena itu peranan pemerintah dalam membantu anak-anak dalam mencapai pendidikan yang layak menjadi pendukung utama dalam mencapainya. Pemerintah dianggap menjadi sebuah pillar utama yang dapat menyongsong pendidikan masyarakat pinggiran yang ada di Bangka Belitung ini.

Melalui berbagai fasilitas yang memadai seperti akses jalan yang baik, sekolah yang layak dengan fasilitas yang mumpuni, serta bantuan keuangan untuk anak-anak dapat mencapai pendidikannya seperti memberikan hak bersekolah secara gratis dengan guru-guru yang juga memadai dalam mendidik yaitu tidak adanya ketimpangan dalam mengajar anak-anak yang memiliki tingkat perekonomian yang berbeda.

Kemudian anak-anak pinggiran sering sekali kurang didukung keluarga dan lingkungan
sekitarnya dalam memperoleh pendidikan karena dianggap tidak mumpuni dalam segi
ekonominya sehingga banyak yang tidak lanjut bersekolah, putus sekolah, bahkan tidak
bersekolah sama sekali.

Pola pikir yang mengatakan bahwa lebih baik langsung bekerja untuk mencari uang daripada bersekolah hanya untuk menghabiskan uang harus diubah pola pikirnya agar dapat membentuk dukungan yang penuh terhadap anak-anak pinggiran dapat memperoleh
pendidikan yang layak untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

Artinya dengan adanya program-program yang diberikan oleh pemerintah ini diharapkan agar
tidak adanya diskriminasi terhadap masyarakat pinggiran dalam memperoleh sebuah pendidikan yang layak.

Dukungan penuh yang ada dari lingkungan sekitar juga memberikan peranan penting
dalam memotivasi anak-anak dapat meraih pendidikannya sehingga dapat membantu
perekonomian masyarakat pinggiran dapat membaik dengan adanya ilmu-ilmu yang sudah didapatkan dalam dunia pendidikannya.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.