BANGKA BELITUNG, ERANEWS.CO.ID — Setelah menandatangani MoU antara Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (UnMuh Babel) dengan University Malaysia Perlis(UniMAP , Ts. Dr.Umar bin Kassim) , selaku Pensyarah Kanan Ketua MoU UniMAP, Kini UnMuh hadir sebagai narasumber dalam “Seminar Nasional Strategi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan” pada Kamis, 13 Juli 2023 di gedung BaBel.
Seminar nasional ini diinisiasi oleh Fakultas Teknik dan Sains (FTS) UnMuh BaBel dengan mengundang narasumber berkompeten lainnya seperti ; Kepala Dinas PUPR Bangka Belitung, Jantani Ali, S.T., dan Advisor Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk, Ahmad Syamhadi.
Bersama moderator Ilpandari, S.T., M.T., selaku Dekan FTS, peserta yang hadir terdiri dari berbagai stakeholder , yakni : Ikatan Arsitek Indonesia Bangka Belitung , LSM, Dosen , Mahasiswa UnMuh Babel , serta Akademisi Perguruan Tinggi Lainnya seperti , UBB dan STISIPOL Pahlawan 12.
Rektor Universitas Muhammadiyah Babel , Fadillah Sabri mengatakan , seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang strategi pembangunan infrastruktur berkelanjutan, khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , seperti tata kelola timah , serta gagasan atau konsep pembangunan berkelanjutan.
“Hal ini penting untuk dibicarakan, mengapa saya katakan penting? Karena banyaknya dampak pembangunan itu secara parsial, tidak secara komprehensif. Kita ingin pembangunan di Bangka Belitung betul-betul insfrastruktur yang berkelanjutan, ini titik poin diskusi kita pada hari ini”, ucap Fadillah ketika membuka kegiatan seminar secara resmi.
Dalam seminar ini , para narasumber memaparkan beberapa materi tentang konsep pembangunan untuk Bangka Belitung.
” Ada tiga materi yang disampaikan narasumber , antara lain ; Konsep pembangunan di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Peran PT TImah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk pembangunan Bangka Belitung yang berkelanjutan dan Green building technology” tambahnya.
Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan para peserta , salah satunya Jembatan Emas yang tidak dapat berfungsi sebagai penghubung sebagaimana mestinya.
“Banyak persoalan yang hadir dipermukaan dalam diskusi tanya jawab pada seminar nasional tersebut, salah satu ikon Bangka Belitung yakni Jembatan Emas keberadaannya sering dipertanyakan karena tidak dapat berfungsi sebagai penghubung sebagaimana mestinya. Pelabuhan Pangkal Balam yang tidak lagi representative, dan banyak lagi persoalan lainnya yang menjadi PR bersama, dan ini menjadi catatan penting sekaligus tugas kita bersama bagaimana nanti kedepan untuk memilih pemimpin yang memiliki konsep pembangunan yang berkelanjutan.” Imbuhnya