Saat Dunia Menonton Kemajuan China, Apa yang Ditonton dari Indonesia?

BANGKA, ERANEWS.CO.ID – Tayangan seorang YouTuber asal Amerika bernama IShowSpeed, yang melakukan siaran langsung ke kota-kota besar di China, telah menjadi hit di media sosial beberapa waktu terakhir. Dalam video tanpa edit yang ditayangkan secara real-time kepada jutaan pengikutnya, kita bisa melihat bagaimana China tampak begitu mempesona, dari keindahan kota Shanghai yang futuristik hingga kekayaan budaya kuil Shaolin. Tidak hanya pemandangan yang menakjubkan, tetapi juga keramahan, kebersihan, dan kerapihan orang China seolah-olah “disiapkan” untuk menyambut tamu penting ini.

Namun, sebagai mahasiswa jurusan manajemen, ada satu pertanyaan yang muncul dalam benak saya dan membuat saya tertarik: bagaimana China mencapai titik ini dan mengapa Indonesia tidak?

Perbandingan ini tampaknya relevan karena kedua negara ini memiliki sejarah peradaban yang panjang dan populasi yang sama-sama besar. Selama dua puluh tahun terakhir, ekonomi China telah berubah secara dramatis berkat strategi jangka panjang. Martin Jacques (2012) dalam bukunya When China Rules the World pernah mengatakan, “China’s rise is not accidental. It is the product of meticulous long-term planning.” peningkatan infrastruktur, efisiensi birokrasi, dan pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Kunjungan IShow Speed tampaknya merupakan bagian dari strategi branding nasional yang cerdas yaitu memanfaatkan figur populer di seluruh dunia untuk membentuk persepsi dunia tentang negaranya.

Sementara itu, Menurut Bank Dunia, Indonesia masih menghadapi tantangan struktural di bidang pendidikan, birokrasi, dan infrastruktur, yang menghambat kemajuan merata. Dibandingkan dengan kota-kota seperti Chongqing atau Chengdu yang tampak modern, fasilitas publik di banyak tempat masih sangat buruk. Kita sering terlalu sibuk mencari pembenaran atau alasan, alih-alih melakukan refleksi dan perbaikan yang menyeluruh.

Dari perspektif manajemen, ini adalah masalah strategi nasional yang tidak dapat diukur. Kita sering gagal menetapkan strategi keberhasilan yang realistis dan terintegrasi di seluruh sektor. Pendidikan tinggi tidak berkolaborasi dengan dunia bisnis, pembangunan infrastruktur seringkali tidak didasarkan pada data, dan birokrasi lebih terfokus pada prosedur daripada hasil.

Mengejar ketertinggalan dari negara seperti China bukanlah hal yang mudah, tetapi itu tidak berarti tidak mungkin. Kita membutuhkan manajer-manajer berkualitas tinggi di sektor publik dan swasta yang memiliki kemampuan untuk bertindak secara strategis dan berpikir secara sistemik daripada hanya bertindak secara reaktif. Kita membutuhkan staf yang berpikir seperti CEO, guru yang berpikir seperti inovator, dan komunitas yang bangga dengan budayanya tetapi juga siap berkompetisi di dunia internasional.

Kami seharusnya terkejut dengan kunjungan IShowSpeed ke China. Fakta bahwa perspektif internasional juga memengaruhi cerita kemajuan. Kenapa Indonesia belum mempertimbangkan potensi live streaming China untuk berkomunikasi dan mendorong ekonomi?

Mungkin kita sudah saatnya berhenti bangga dengan potensi, dan mulai bergerak mewujudkan progres. Karena ketika China melaju kencang, kita tak bisa terus nyaman hanya berjalan apalagi jika masih sering berhenti di lampu merah.

Penulis: Kezia Malakiano Polinsky

Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Bangka Belitung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.