DKPPKB Basel Lakukan Cek Kesehatan Kepada Sejumlah Wanita Pekerja Hiburan Malam di Toboali

TOBOALI, ERANEWS.CO.ID – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) melakukan cek kesehatan kepada sejumlah wanita pekerja hiburan malam di salah satu tempat hiburan malam (THM) di Kota Toboali pada Senin (22/7/2024).

Acara yang diadakan pagi hari tersebut, Sejumlah wanita yang bekerja di THM antusias adanya kegiatan cek kesehatan gratis yang dilakukan oleh pihak DKPPKB Basel.

Kepala Dinas DKPPKB Basel, dr. Agus Pranawa menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 36 orang wanita pekerja seks (WPS) maupun pemandu lagu menjalani tes HIV.

Menurutnya, Kegiatan ini bertujuan guna mendeteksi dini serta mencegah kasus baru HIV di daerah. Di mana WPS rentan hubungan seksual dan perilaku seks yang tidak aman dengan pelanggan.

“Fokusnya kita skrining mengecek kesehatan dari para pekerja hiburan malam. Tujuannya agar kita juga bisa mengontrol untuk penularan penyakit HIV,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, tes HIV dilakukan menggunakan metode mobile Voluntary Counseling and Testing atau VCT. Tes itu dilakukan untuk mengetahui status HIV dan dilakukan secara sukarela serta melalui proses konseling terlebih dahulu. Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, dan pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS alias ODHA.

“Jadi lada prinsipnya, VCT bersifat rahasia dan dilakukan secara sukarela. Artinya, konseling dan tes ini hanya dilakukan atas inisiatif dan persetujuan pihak yang datang ke penyedia layanan VCT untuk diperiksa,” kata dr. Agus Pranawa.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan selama VCT pun terjaga kerahasiaannya. Dipilihnya kawasan itu untuk mobile VCT tak terlepas dari tingginya migrasi WPS maupun pemandu lagu yang selalu berganti setiap tahunnya. Maka dari itu, penularan HIV diprediksi memiliki peluang lebih tinggi di kawasan tersebut. Karena mereka juga menjadi populasi kunci dalam penyebaran HIV. Walaupun tidak melakukan hubungan seksual HIV dapat menyebar melalui aktivitas lainnya yang berisiko.

“Mereka ini rentan menderita penyakit infeksi menular seksual (IMS-Red). Begitu pula untuk Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT sangat berpotensi menularkan IMS,” ujarnya.

Di samping itu lanjut dia, selain melakukan pemeriksaan HIV dinas turut memberikan edukasi cara berhubungan intim yang aman dan minim risiko dengan menggunakan alat kontrasepsi alias kondom. Edukasi itu diharapkan mampu menekan kenaikan kasus HIV yang terus bertambah setiap tahunnya. Pembagian kondom atau alokasi kondom merupakan intervensi perubahan perilaku. Agar pencegahan HIV tidak meluas dan memutus mata rantai penularan HIV dan IMS.

Awalnya pekerja seks tidak menggunakan kondom dapat menggunakan kondom. Sementara itu jika nantinya terdapat WPS yang terdeteksi HIV sesegera mungkin akan dilakukan konseling. Akan tetapi, tetap dilakukan konfirmasi ulang dengan melakukan tes pengambilan sampel darah menggunakan metode rapid tes.

“Karena untuk tes HIV minimal dilakukan per tiga bulan sampai enam bulan. Mulai dari windows period sampai masa inkubasi,” pungkasnya.

Kendati demikian, sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil tes yang dilakukan. Diperkirakan dalam waktu dekat hasil tersebut akan segera keluar. Sehingga diketahui pekerja hiburan malam yang terdeteksi menderita penyakit IMS. Pihaknya juga menargetkan masyarakat yang tinggal di tiga kawasan lokalisasi di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan pemeriksaan tes kesehatan dan HIV.

“Untuk hari ini belum ada hasilnya karena nanti kita masih menunggu. Untuk dua kawasan lokalisasi lainnya akan kita lakukan skrining,”terangnya. (EraNews/Lew)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.