BANGKA, ERANEWS.CO.ID — Harga karet beku ditingkat petani lokal di Pulau Bangka belum juga menggairahkan. Komoditi lokal tersebut sempat anjlok pada kisaran harga Rp 3.000/kg beberapa tahun silam.
Kemudian saat ini harga karet beku merangkak pada level Rp 4.500 perkg diakhir tahun 2019 lalu. Tak lama berselang, harga karet beku naik lagi pada kisaran Rp 7.500/kg sejak dua bulan terakhir.
Walau terjadi grafik kenaikan, namun harga jual getah atau lateks yang dimaksud tak kunjung mengangkat ekonomi rakyat.
Petani asal Desa Sempan Kecamatan Pemali Bangka, Duan (54) saat dikonfirmasi mengakui bahwa harga karet beku pada dua pekan lalu masih bekisar Rp 7.500/kg.
Padahal kata Duan, belasan tahun silam, tepatnya di era tahun 2003-2004, petani karet sempat merasakan kejayaan karena harga karet beku di Pulau Bangka sempat tembus pada harga belasan ribu rupiah.
“Ko luk tepuk (saya dulu banyak untung ) karena harga karet pada tahun 2003 – 2004 sempat mencapai Rp 14.000 hingga Rp 15.000/ kg,” jelasnya, Jumat (30/10/20).
Saat ini, terlihat banyak petani karet mengeluh dikarenakan masa kejayaannya pudar seketika akibat dari harga karet petani lokal yang tiba-tiba turun drastis dan sempat menginjak level Rp 3000/kg hinga akhirnya stagnan pada level Rp 7.500/kg.
Sebagian petani melakukan penebangan pohon karet mereka dan beralih pada komoiditi perkebunan lain karena hasil yang tak seimbang.
“Men suat ne, dek seberepe rege a (saat ini tidak seberapa harga karet ), hanya sekitar Rp 7.500/kg,” keluhnya.
(eranews/eq)