BANGKA TENGAH, ERANEWS.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Beltung (Babel), berupaya mengantisipasi potensi bencana banjir saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
“Banjir menjadi ancaman saat peralihan musim kemarau ke musim hujan dan saya minta dinas terkait segera melakukan langkah antisipasi,” kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan potensi banjir dan bencana hidrometeorologi sangat tinggi saat memasuki awal musim hujan, karena curah hujan tinggi dan drainase yang tidak berfungsi secara normal.
Beberapa langkah antisipasi yang sudah dilakukan pemerintah setempat saat musim kemarau, yaitu memperbaiki drainase atau saluran air di pemukiman penduduk, melakukan pengerukan alur muara sungai Berok yang dangkal dan pengerukan Kolong Silok di Kecamatan Pangkalanbaru.
“Namun demikian, faktor alam tidak bisa diprediksi dan kita hanya bisa melakukan antisipasi dengan melakukan normalisasi terhadap beberapa titik yang sebelumnya sering terjadi banjir,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah Yudhi Sabara mengatakan sepanjang 2024, tercatat enam kejadian banjir yang terjadi di enam kecamatan di daerah setempat.
Peristiwa banjir sepanjang 2024 itu berdampak terhadap 245 warga dan menyebabkan kerusakan 13 unit rumah.
Titik banjir lain yang menjadi perhatian di Bangka Tengah adalah area sekitar pantai dan dataran rendah yang rentan terhadap genangan air akibat curah hujan tinggi.
“Untuk itu, saya mengimbau masyarakat di sekitar lokasi rawan untuk selalu waspada dan berkoordinasi dengan pihak berwenang guna mencegah dampak yang lebih besar,” ujarnya.
Pihaknya juga terus berupaya mengatasi masalah banjir dengan memperkuat kesiapsiagaan dengan memperbaiki peralatan operasional, termasuk mesin pompa air dan kendaraan tangki.
Yudhi mengingatkan pentingnya pemantauan kondisi cuaca dalam masa pancaroba yang dapat memicu curah hujan tinggi secara tiba-tiba.
“Saya juga mengajak masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan, khususnya pada saluran air guna mengurangi risiko genangan yang dapat memperparah dampak banjir,” ujarnya.
(*)