Kepala BNN Babel Brigjen Pol Hisar Siallagan Sampaikan Ini Dalam Rakor Pengembangan dan Pembinaan Kabupaten Tanggap Ancaman Narkoba

TOBOALI, ERANEWS.CO.ID- Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bangka Belitung (Babel) melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) pengembangan dan pembinaan kota/kabupaten tanggap ancaman narkoba di Hotel Grand Marina Toboali pada Rabu (16/10/2024).

Dalam Rakor tersebut, Dihadiri langsung oleh Kepala BNN Bangka Belitung (Babel) Brigjen Pol Hisar Siallagan, Pjs Bupati Bangka Selatan, Elfin Elyas, Kapolres Bangka Selatan, Forkopimda Bangka Selatan, Kepala OPD Pemkab Bangka Selatan, Kepala Kemenag Bangka Selatan, Kepala BNN Bangka Selatan serta tamu undangan lainnya.

Seusai Rakor, Kepala BNN Babel, Brigjen Pol Hisar Siallagan mengatakan bahwa intinya kalau ada program di BNN itu ada namanya kota/kabupaten tanggap anti narkoba artinya disini semua stakeholder yang ada di daerah baik itu vertikal maupun di bawah pemerintah daerah (Pemda) semua bergerak untuk menciptakan ketahanan mulai dari keluarga, masyarakat, lembaga, swasta dan LSM bagaimana daerah tersebut memiliki sensitivitas.

“Kemudian kemampuan untuk menolak setiap praktik-praktik penggunaan maupun peredaran gelap narkoba di Kabupaten Bangka Selatan,” Kata Hisar Siallagan kepada sejumlah wartawan.

Ketika ditanya awak media bahwa Bangka Selatan tanggap ancaman narkobanya cukup rendah, Dirinya menjelaskan bahwa kemungkinan kegiatan itu sudah ada, apa yang dikatakan oleh pak bupati tadi mungkin hanya tinggal pelaporannya saja belum lengkap.

“Saya lihat dari animo dan pertanyaan serta sebagainya itu semua pihak antusiasnya sangat tinggi, tinggal bagaimana kita berkolaborasi kemudian mempraktekkan dan menajamkan lagi supaya angka itu tinggi. Dan itu angka di tahun 2023, sedangkan di tahun 2024 sendiri kalau melihat antusiasme dan aktivitas di Bangka Selatan mungkin akan baik nilainya,” ujarnya.

Untuk diketahui bahwa Angka pengguna narkotika serta obat-obatan terlarang di Provinsi Babel menunjukan angka fantastis.

Dimana itu tercatat hingga Oktober 2024 sebesar 1,68 persen masyarakat dari total satu juta lebih jiwa masyarakat menjadi pengguna narkotika aktif.

Bahkan jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat apabila pencegahan peredaran gelap narkotika tidak segera diberantas secara bersama-sama.

Dikatakan Hisar Siallagan bahwa tercatat sebanyak 24.038 orang atau sebesar 1,68 persen masyarakat dari total 1.430.866 jiwa penduduk menjadi pengguna narkotika aktif.

Jumlah itu hampir tersebar merata hampir di enam kabupaten serta satu kota. Meskipun begitu prevalensi pengguna narkotika aktif tersebut masih berada di bawah rata-rata target prevalensi di Indonesia.

“Prevalensinya pengguna narkotika di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu dari 1,4 juta penduduk berada pada angka 24.038 jiwa adalah pemakai narkotika aktif,” sebutnya.

Lanjutnya, prevalensi pengguna narkotika sebesar 1,68 persen paling banyak digunakan oleh kalangan usia produktif.

Jumlah tersebut dapat terus meningkat jika tidak ada upaya antisipasi sejak dini bahkan bisa mencapai hingga 50.000 orang pengguna aktif.

Sementara itu kemampuan BNN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan rehabilitasi hanya mencapai batas maksimal 200 orang per tahun. Tempat rehabilitasi tersebut tersebar di empat BNN kabupaten, puskesmas, rumah sakit hingga panti rehabilitasi.

Terbatasnya kapasitas tempat rehabilitasi BNN membutuhkan waktu hingga 100 tahun merehabilitasi sebanyak 24.038 orang pengguna aktif narkotika. Dengan asumsi tidak ada penambahan prevalensi pengguna narkoba tambahan setiap tahunnya.

“Penanganan narkoba akan sulit dilakukan jika setiap instansi bekerja secara parsial. Oleh karena itu, perlu suatu kerjasama yang baik untuk memberantas narkoba,” terangnya. (EraNews/Lew)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.