BANGKA, ERANEWS.CO.ID — Permasalahan masyarakat nelayan kontra tambang laut di Perairan Matras belum usai. Sudah 15 hari puluhan nelayan masih bertahan di Pantai Matras dan menambatkan perahu belum turun mencari ikan.
Lantaran keberadaan lima unit kapal isap produksi (KIP) belum juga menghentikan aktifitasnya, namun sebagian nelayan memaksa untuk turun ke laut lantaran terdesak kebutuhan hidup.
Atas permasalahan tak kunjung usai ini, dapat mempengarahui kebutuhan ekonomi ratusan nelayan khususnya pangan.
“Kami relawan Masyarakat Nelayan Matras hingga Pesaren, mulai hari ini membuka dapur umum yang dikhususkan bagi para nelayan dan keluarganya untuk mencukupi kebutuhan pangan,” kata salah seorang nelayan yang juga relawan, Yaman akrab disapa Black di Sungailiat, Senin (23/11/20).
Dikatakanya, dia mengajak para relawan dan donatur untuk turut serta terlibat dalam kegiatan kemanusiaan ini dengan membantu kebutuhan ratusan nelayan Matras yang bergantung hidup di laut Matras.
Selain itu, donasi dapat disalurkan dalam bentuk beras, minyak goreng, gula, bumbu dapur dan lain-lain, dengan mengantar langsung ke Pos Dapur Umum Nelayan Matras yang berada di Pesisir Pantai Matras setiap harinya atau bisa menghubungi Cecep Agung 0852-6845-2643 atau Yaman Black 085212255887.
“Kami nelayan Matras tetap berada di depan Pantai Matras dari tanggal 9 November lalu sampai hari ini, sekarang KIP malah bertambah satu unit lagi,” jelas Black.
“Keadaan nelayan sekarang mencari hasil tangkapnya sampai 10 mil, pada hal perahu kami paling jauh hingga 2 mil atau 3 mil saja, kami minta kepada pihak pemerintah segera menghentikan aktifitas tambang dari laut Matras,” sambungnya.
Black menambahkan terkait kedatangan Gubernur Babel, Ketua dan Anggota DPRD Babel beberapa waktu lalu diharapkan dapat segera menyelesaikan permasalahan ini, terkhusus menghentikan aktivitas dan mengeluarkan KIP dari Perairan Matras.
“Untuk Pak Gubernur, kapan bapak benar-benar menghentikan aktifitas KIP ini, apalagi ini malah bertambah lagi, tidak hanya disini tapi juga di perairan Aik Antu Bedukang yang benar-benar membuat kami nelayan kehilangan zona tangkap,” ungkap Black.
(eranews/eq)